Laman

Minggu, 24 April 2011

Strategi Branding Sederhana (Bag. 1)


Sederhana,Bukan Berarti Tidak Profesional

Branding atau pe-merek-an suatu produk merupakan hal yang marak saat ini.Produk yang dapat di-branding dalam hal ini dapat berupa produk benda,perusahaan/instansi,organisasi,maupun sebuah agenda.Branding perlu untuk dilakukan dengan berbagai tujuan seperti pembentukan citra,kredibilitas,eksistensi serta identitas.Intinya branding merupakan sebuah strategi pengenalan produk kita pada masyarakat.






Branding dikenal sebagai suatu upaya yang mahal dan membutuhkan banyak prosedur dan biaya,terutama dalam lingkup profesional.Bagaimana tidak,mulai dari pembuatan logo,media promosi termasuk iklan televisi,iklan media cetak,web dan media lainnya dapat menghabiskan milyaran rupiah dari suatu perusahaan profesional.

Namun tak perlu risau, kita dari kalangan pelajar bukan tidak mungkin mencontoh cara mereka mengemas produknya,tentunya dalam format yang sederhana dan hemat sesuai kantong pelajar tanpa mengurangi profesionalitas.(jujur saja,penulisnya juga mahasiswa kok :D )

Penulisan ini didasarkan pada keprihatinan penulis terhadap penyelenggaraan acara di kampusnya,maksudnya penulis merasa ada banyak potensi dalam acara itu yang seharusnya dilakukan secara profesional,namun yang terjadi bukanlah demikian,biaya acara membengkak untuk keperluan yang sebenarnya tidak perlu,namun cara mengemas dan publikasi acaranya semrawut dan terkesan tidak profesional,ditambah lagi dalam hal publikasi ini selalu dibenturkan dengan masalah biaya,bagaimana mungkin?!

Berikut cara sederhana mem-branding suatu produk,Bagian pertama kali ini kita mulai dari mempersiapkan logo,media lainnya akan dibahas dalam tulisan berikutnya

a.Siapkan Logo

Logo Simpel dan visioner
Logo yang sedang trend saat ini haruslah simpel,sederhana,tidak terlalu banyak komponen agar lebih mudah diingat.Logo yang terlalu rumit baik dalam bentuk maupun komposisi warna akan menimbulkan kesan yang berlebihan,identitas yang tidak jelas, dan kurang berwibawa.Jika memungkinkan selalu buatlah logo dalam versi horizontal dan vertikal.




Mengenai logo simpel ini,beberapa contoh BUMN yang mengganti logonya ke bentuk yang lebih sederhana adalah BNI 46,Bank Mandiri,PT.Pertamina dan PT.Telkom Indonesia





Logo Fleksibel
Fleksibilitas diperlukan untuk memungkinkan logo ditampilkan dalam berbagai keadaan, model,dan teknik media (baik 2 dimensi maupun 3 dimensi).



-Versi
Versi Baku Logo
Versi Baku mencakup logo asli dengan berbagai warna penyusunnya yang beragam.Biasanya logo versi ini memungkinkan untuk ditampilkan dalam keadaan warna latar berwarna putih atau yang kontras dengan logo (warna cerah).



Versi Black and White dan Negative
Versi ini dapat merefleksikan bagaimana jika logo berada dalam keadaan hitam-putih,seperti hasil cetakan mesin fotokopi misalnya,atau media stempel dengan satu warna tinta.


Versi Turunan
Versi ini merupakan versi turunan dari logo asli,maksudnya komposisi warna logo asli dapat dijadikan warna latar dengan logo berwarna kontras,dalam keadaan ini,sebaiknya logo berwarna putih yang bersifat netral.Untuk menghindari kebingungan munculnya “warna asing”.Selain itu penggunaan warna latar ini berfungsi mempertegas identitas produk dan konsistensi.
 Contoh :

Varian Logo BNI 46


 Varian logo Garuda Indonesia



-Munculnya warna asing menyebabkan logo terkesan tidak konsisten.
-Warna abu-abu TIDAK termasuk warna asing,warna ini sudah dianggap masuk dalam versi black and white dan sudah umum digunakan.

Versi turunan ini juga bisa diebut versi darurat,maksudnya bisa ditampilkan ketika tampilan media terlalu rumit dan tidak kontras dengan tampilan logo asli.

 Logo dalam fungsi dasarnya adalah sebagai identitas,pembahasan mengenai logo akan diulas dalam tulisan selanjutnya.

Properti Grafis milik Adithsign,UC
Hak Cipta Artikel pada Adithlib,UltimateLibrary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar